Penampilan Solid Di Balik Run Lola Run
Suasana punk cukup kental di dalam film ini. Namun semua itu tertutupi dengan alur yang unik yang mempunyai cara tersendiri untuk bercerita dari thriller film-film thriller lain pada umumnya.Disutradarai oleh Tom Tykwer yang dirilis pada tahun 1998, film dengan judul asli Lola Rennt ini lebih dikenal oleh publik internasional dengan judul Run Lola Run. Sang sutradara pun tampaknya telah memeilih sang tokoh dengan cermat. Di film ini Franka Potente dan Moritz Bleibtreu berkolaborasi apik sebagai sepasang kekasih yang serasi.
Konsep tentang batas waktu dan nyawa ganda sebenarnya bukanlah hal yang benar-benar baru dikeluarkan oleh “Run Lola Run”. “Run Lola Run” juga kental akan aspek surrealisme, fantasi, bahkan supranatural yang juga tidak dijelaskan hingga akhir filmnya. Dan semua ke-absurd-an itu dipampangkan dengan cara betutur film eksperimental. Kedua pemeran utama film ini memberikan penampilan yang solid. Pengambilan gambar adegan-adegannya, yang bisa dibilang cepat, pun turut mampu membantu membangkitkan mood. Film ini juga konsisten menjaga pace-nya dari awal hingga akhir. Sekalipun konsep tema film ini bukanlah hal baru (walau faktanya memang jarang dijumpai), semua aspek yang saya sebutkan di atas bisa membuat penonton merasakan orisinalitas nyata film ini.
Film ini mengisahkan tentang Lola (Franka Potente), wanita yang berambut shocking red,
baru saja menerima telepon dari kekasihnya Manni. Manni terbelit
masalah pelik dengan gangster lokal terkait persoal uang. Manni meminta
bantuan Lola dan sebagai kekasih Lola pun merasa harus menolong. Dalam
rentang waktu 20 menit, Manni harus sudah mendapatkan uang tersebut.
Menyimak crime drama ini bisa
diibaratkan menyimak sebuah permainan pelik yang memacu adrenalin.
Perjuangan Lola di film ini dibagi menjadi tiga babak yaitu tiga nyawa, atau
tiga versi alternatif kehidupan, layaknya video game. Sutradara pun tidak lupa menambahkan koneksi-koneksi sekaligus diversitas di setiap nyawa. Muncul frame-frame
masa depan yang muncul setiap kali Lola berjumpa dengan orang yang
selalu sama di setiap nyawanya. Sekalipun dari orang yang sama,
nyatanya gambaran masa depan yang muncul tidaklah sama untuk setiap
nyawa Lola. Hal ini semacam simbolisme pertegasan salah satu (mungkin)
tema utama film ini: tentang gambaran masa depan.
Komentar
Posting Komentar